cerpen :) *Kisah ku*

6 tahun yang lalu tepat nya ketika aku berada di Sekolah Dasar, aku mempunyai seorang teman dia bernama Alvin, anak cwo yang cukup manja, setiap hari pergi sekolah dia di antar ibu nya pergi ke sekolah, sifat nya yang manja. Tiga tahun kita bersama menghabisakan waktu masa kecil bersama dengan dia. Tepat nya setelah kenaikan kelas, kami naik ke kelas III, awal masuk sekolah aku tak melihat dia, hari demi hari aku tak pernah melihat, setelah itu guru ku mengatakan bahwa Alvin pindah sekolah. Jarak lah yang memisahkan kita, dia harus pindah ke Pulau yang sangat jauh, dia harus pindah ke Pulau Sumatra, berbeda Pulau dengan tempat tinggal ku, sebelum nya dia tidak pernah cerita sedikit pun tentang ke pindahan nya ke Sumatra, setelah itu aku kehilangan Alvin dia teman dekat ku di sekolah.
Waktu pun terus berjalan, sosok Alvin yang selalu ada buat aku kini sudah tidak ada, aku benar – benar sudah lupa akan sosok Alvin.
Masa sekolah ku di sekolah dasar telah selsai, aku pun melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tepat nya SMP, masa SMP yang sangat berkesan buat aku, sudah berlangsung selama 3 tahun, aku pun harus melanjutkan ke SMA.
Pilihan orang tua lah yang harus aku turuti, aku harus sekolah di sekolah dimana pilihan orang tua ku, tapi harus bagaimana lagi aku harus menuruti apa yang harus orang tua ku pilih.
Di sekolah itu lah, awal dimana aku mengikuti ospek, di ruangan itu pun di pertemukannya aku dengan sosok Alvin yang sudah 6 tahun aku tak pernah bertemu, Alvin bagaikan orang asing buat aku, aku tak mengenalinya sedikit pun, tapi Alvin masih mengingatku, di kelas yang sama kita di satukan, Alvin yang dulu pergi kini kembali, tapi bagaikan orang asing, dimana aku masih pertama mengenalnya.


Setiap hari kita bertemu, dari mulai awal kembali kita saling mengenal satu sama lain, sifat nya yang lebih dewasa, baik, pengertian membuatku bahagia bisa mengenal dia kembali.
Alvin sadar bahwa aku teman dia sewaktu di Sekolah Dasar tapi aku sedikit pun tak mengenalnya. Hari terakhir ospek aku, Alvin, dan teman kelas yang lain pergi bermain ke daerah yang lumayan sangat bagus, aku bersama Alvin pergi bersama kesana. Daerah yang sangat indah dan segar udaranya membuat ku bahagia, tak pernah terbayang bisa bersama Alvin kembali.

Disana lah aku semakin dekat dengan Alvin, tutur kata yang sopan dan halus, rasa khawatir dia akan aku membuat ku senang berada di dekatnya. Alvin orang yang pertama menyentuh pipi ku, sentuhan halus penuh kasih sayang yang di berikan Alvin buat ku bahagia. Alvin orang yang pertama yang bisa membuatku luluh akan cinta.
Tidak lama setelah itu, Alvin merupakan pacar pertama ku..
Semenjak kenal Alvin, aku berani untuk mencoba apa itu yang namanya cinta. Hanya Alvin orang pertama yang bisa luluhkan hati ku.
Hari demi hari, aku bersama dia. perhatian dari dia selalu aku dapatkan. Rasa sayang dan tulus ku semakin besar kepadanya, begitu pun Alvin terhadap ku, sepulangnya sekolah kita selalu pulang bersama, banyak cerita yang selalu dia ceritakan tak pernah ada yang di tutupkan sedikit pun kepada ku.

Aku bahagia ada di dekatnya, tepat nya hari minggu, perempuan yang pernah ada di hidup Alvin kembali, obrolan Alvin bersama perempuan itu seakan – akan mereka sedang kembali membuka rasa sayang mereka satu sama lain. Rasa sakit hati pada diriku timbul, hari demi hari obrolan mereka semakin dekat dan menjurus. Tak sabar, semenjak itu lah aku mengakhiri semua kisah cerita cinta bersama dia, terlalu indah buat di lupakan kenangan bersama Alvin. 
Dari semenjak itu selama 3 hari aku dengan Alvin tak pernah tegur sapa. Nabilla lah orang yang pertama tahu akan cerita aku bersama Alvin. 
Nabilla adalah teman sewaktu aku di SMP tetapi semenjak SMP aku tak kenal dekat dengan nya. Nabilla sosok orang yang dewasa sebentar kenal dengan ku dia sudah kenal percis bagaimana sifat aku begitu pun aku mengenalinya, aku memanggil nya dengan sebutan bella. Bella yang selalu ada buat aku, dia orang yang paling mengerti aku, semua masalah baik senang maupun buruk nya aku selalu cerita pada bella, tanggapan bella yang membuat ku selalu tenang apabila telah cerita, bella orang yang paling dekat dengan ku di sekolah. Menurut aku bella adalah orang yang paling mengerti aku, tapi tak lama setelah itu bella memutuskan untuk ikut orang tua nya ke Sumedang, sosok bella yang selalu ada buatku kini tak ada.
Semenjak ke pindahan nya bella ke Sumedang tak ada teman untuk ku bercerita, bella tak pernah ada kabar kepadaku maupun ke teman yang lain nya, setelah ke pindahan nya itu bella tak pernah
ada kabar baik berupa sms, telpon bahkan di facebook pun dia tak pernah ada, apa mungkin bella melupakan kita yang disini.
Merasakan kehilangan dengan ke pindahnya bella, setelah bella pindah itu tak ada lagi yang bisa memberi masukan buatku, biasanya bella lah yang selalu memberi masukan buatku tentang masalah Alvin, tapi kini tak ada. Bella teman sebangku di kelas, dia tau sekali bagaimana dalam nya rasa sayangku pada Alvin.
Awwww . . .
Hari ini tepat nya hari ulang tahunku, berharap Alvin lah orang yang akan memberi ucapan pertama, tapi bukan Alvin ternyata bella lah orang yang pertama memberi ucapan kepadaku, dari mulai itu lah bella memberi kabar kembali kepada kita yang di Bandung, aku bahagia ternyata walaupun Bella jauh disana dan sudah lama ini tak pernah ada kabar ternyata dia masih mengingat hari ulang tahun ku, dan dia lah orang yang pertama memberi ucapan. Tapi sayang di hari ulang tahun ku, keinginan ku untuk bertemu dengan bella tak tercapai, bella tak bisa datang ke Bandung.
Hanya teman – teman dekat ku lah yang memberi ucapan dan dateng ke rumah, setelah itu pun kita melanjutkan untuk bermain, tanpa ada Alvin dan bella orang yang paling dekat dengan ku di hari ulang tahun kali ini.
Semenjak bella tak ada aku tak pernah cerita lagi tentang Alvin, semua perkembangan aku dengan Alvin, masalah aku, ku pendam sendiri, tak ada teman untuk diajak sharing. Perkembangan aku dengan Alvin semakin tak mungkin untuk bersama kembali, Alvin sudah mempunyai penggantiku, pacar Alvin yang sangat Alvin banggakan, membuat Alvin sangat bahagia, aku ikut tersenyum melihat Alvin bisa bahagia dengan perempuan itu, walapun rasa nya sakit, tapi harus bagamana lagi ALLAH berkata lain, belum saat nya aku harus kembali bersama Alvin.
Sosok Alvin yang selalu ada dalam bayangan ku sangat lah susah untuk di lupakan, setiap hari Alvin semakin dekat dengan ku walaupun hanya sabatas teman, aku selalu ada buat Alvin, semua apa yang Alvin butuh kan aku selalu ada buat Alvin hanya dengan itu lah aku membantu Alvin untuk selalu melihat Alvin bahagia, walaupun jauh dari rasa bahagia dapat membantu Alvin, tersimpan rasa sakit hati, Alvin bisa bahagia dengan perempuan yang dia sayang. Mengapa? Aku tak bisa membuka hati untuk laki - laki yang lain, jauh disini hati ku hanya untuk Alvin, walaupun Alvin sudah ada perempuan yang selalu ada buat dia.

Tanggal 5 januari pun tiba, tepat nya hari ini, hari dimana Alvin berusia 15 tahun, jauh - jauh hari aku sudah menyiapkan surprise buat Alvin kue tart dan hadiah buat dia telah aku siap kan, aku bersama teman – teman pun siap menjalan kan surprise, sebelum Alvin pulang ke rumah kita sudah ada di depan pintu rumah Alvin, tak ketinggalan pacar Alvin pun kami ajak untuk bersama – sama hadir disini, Alvin pun pulang dia sangat terkejut melihat surprise yang kita berikan lagu ulang tahun kita nyanyikan, dannnnnn kue pertama yang Alvin kasih yaitu buat pacar nya, ciuman yang Alvin berikan untuk perempuan itu pun mendarat tepat di depan mata aku, hemmms sakit rasa nya melihat semua itu, Alvin tak sadar bahwa yang membuat surprise ini adalah aku, tapi tak sedikit pun Alvin sapa aku di waktu acara surprise itu, kado yang asalnya akan ku kasih langsung ke Alvin, aku titipkan ke ibu Alvin dan tak terucap dari Alvin rasa terima kasih buat ku. Padahal yang selalu ada buat Alvin yaitu aku, dan tak pernah Alvin sadari semua itu.
Sakit rasa nya bila harus seperti ini, Alvin selalu baik disaat dia sedang perlu bantuan, teman – teman ku bilang kalau dia hanya memaanfaatkan ku saja, tapi aku tak pernah hiraukan apa perkataan dari teman - teman ku itu. Aku berpikir bahwa aku membantu dia ikhlas, ketulusan cinta kepada dia lah yang membuat ku kuat dengan kondisi seperti ini, walaupun rasa nya sakit apabila harus seperti ini.
Setelah itu perkembangan ku sangat membaik dengan Alvin, Alvin selalu cerita semua tentang kehidupan dia sekarang, walaupun Alvin selalu membanggakan pacar nya itu di depan aku. perjalanan cinta Alvin bersama pacar nya pun sangat membaik, Alvin bisa bahagia ada di samping perempuan itu. Tetapi pergaulan dia di luar sana semakin brutal, aku sekarang tidak bisa untuk mengingatkan Alvin, merasa sedih melihat pergaulan dia yang semakin hari semakin nakal tak terkendali.
Semakin hari semakin dekat dengan Alvin membuat ku susah untuk melupakan semua kenangan bersama dia, aku yang selalu ada buat Alvin tetapi tak sedikit pun Alvin menghargai semua itu, kebaikan ku yang tak pernah Alvin nilai dengan apa pun tak pernah Alvin sadari semua itu, jauh disini aku selalu memikirkan mengkhawatir kan Alvin, peduli dengan pergaulan bagaimana Alvin di luar sana. Aku disini hanya bisa berdoa supaya Alvin bisa sadar dengan semua nya, hanya bisa bersabar menunggu perubahan baik dari Alvin. Tak bisa memiliki mu kembali tak menjadi masalah buat ku, aku hanya ingin melihat perubahan baik dari sikap Alvin, walaupun Alvin berubah bukan karena aku. Mencintai mu pun suatu kebahagiaan buat aku, akan aku simpan rasa sayang ini buat Alvin, biarkan waktu yang menjawab semua tentang kerja keras ku selama ini dan semoga ALLAH bisa memberikan yang terbaik buat aku dan Alvin.
Aku yang selalu ada buat Alvin, tapi tak sedikit pun Alvin sadarin semuanya.

Selama satu tahun bersama dalam satu ruang yang sama membuat kita semakin dekat, akhirnya satu tahun kita bersama harus berakhir, akhirnya semua siswa harus mempunyai satu jurusan untuk melanjutkan ke kelas XI, aku harus melanjutkan ke IPA, sedangkan Alvin harus nya ke IPS, akhirnya kita harus berpisah. Dalam jangka satu bulan kita berpisah, sifat Alvin yang semakin sini, tanpa ada di samping dia seseorang yang biasa memperhatikan nya, mendampinginya, mengingatkannya, sifat Alvin tak terkendali.
Laporan teman – teman semua tentang Alvin yang menyebutkan sifat nya semakin nakal, membuat ku sedih dan ingin sekali untuk dekat bersama nya lagi, supaya bisa mengingatkan nya, akhirnya salah satu guruku bilang bahwa aku harus mengikuti Alvin masuk jurusan IPS, satu jurusan yang aku sangat tidak sukai, tapi harus bagaimana lagi, aku pun tak boleh egois melihat Alvin sangat membutuhkan ku, akhirnya sesudah belajar selama satu bulan di kelas IPA, aku pun harus pindah ke kelas IPS bersama Alvin.
Alhamdulillah setelah ku bersama Alvin kembali, sifat Alvin sedikit demi sedikit dapat membaik.
Selama tiga tahun sekolah di SMA aku selalu ada buat Alvin, kita bersama selama tiga tahun dalam satu ruangan yang sama, dimana pun Alvin perlu bantuan aku lah yang selalu ada buat Alvin. Walaupun aku hanya sebatas teman yang mungkin teman dekat, bukan lah seseorang yang spesial, tapi aku lah yang selalu ada buat Alvin, tapi kenapa? dea lah perempuan yang selalu Alvin banggakan.
dea merupakan perempuan yang selalu Alvin banggakan di depan ku, dea lah orang yang sangat Alvin sayangi. Mungkin sangat beda jauh bila aku harus di samakan dengan dea, perempuan yang sangat anggun, cantik, bagaimana Alvin tidak sayang padanya, semua ada di dea, mungkin hampir mendekati sempurna, sangat beda jauh dengan ku, harus nya aku sadar itu, mungkin aku sangat tidak pantas mendapat kasih sayang dari Alvin.
Tiga tahun kita di SMA . . .
Suatu hari, ketika sesudah semua siswa – siswi mengikuti Ujian Nasional, kami mengadakan touring untuk merayakan kelulusan, aku berangkat menggunakan mobil bella, bella yang walaupun sudah bukan bagian dari sekolah kita, tapi kita masih menganggapnya, bella pun mengikuti acara touring ini.
Di tengah perjalanan, motor yang Alvin tumpangin terserempet mobil yang ada di sebelah nya, Alvin pun terjatuh, badan nya yang awal nya bersih kini berubah penuh dengan darah, kepala nya terus menerus mengeluarkan darah, melihat itu aku pun turun dari mobil bella, segera lari untuk membantu Alvin, Alvin yang asal nya kuat kini berubah menjadi lemas. Segera aku menghampiri nya dan melihat keadaan Alvin, kepala Alvin aku tidur kan di paha ku, tak ada sedikit pun kalimat yang di lontarkan Alvin, hanya tatapan tajam Alvin kepada ku, baju celana Alvin penuh dengan darah begitu pun dengan ku, tak kuasa melihat keadaan Alvin pada saat itu, aku pun menangis, tangan Alvin menghapus air mataku sambil tersenyum kepada ku, saat itu aku berteriak untuk meminta tolong membawa Alvin ke dalam mobil bella, untuk di bawa ke rumah sakit, di dalam mobil tak henti aku menangis, khawatir akan keselamatan Alvin.
Sampainya di rumah sakit yang lumayan tidak jauh dari tempat kejadian, tak terbayangkan bagaimana biaya untuk merawat Alvin, yang aku pikirkan pertama Alvin harus sembuh seperti awal, akhir nya aku lah yang mengurusi semua administrasi rumah sakit, tak lama kemudiam kedua orang tua Alvin datang, dan setelah itu orang tua nya lah yang mengurusi semua administrasi, selama Alvin di UGD tak henti aku menangis, akhirnya seorang dokter keluar dari ruang UGD, dan Alvin mengalami kebocoran dalam kepala, dia banyak mengeluarkan darah dan harus ada seorang yang mendonornya, kebetulan golongan darah Alvin sama dengan golongan darah ku AB tanpa menunggu lama, aku mendonorkan darah ku untuk Alvin, tak lama setelah Alvin mendapat donor darah itu, Alvin siuman orang yang pertama Alvin tanyakan yaitu dea, bukan lah aku. Tak lama setelah itu dea datang menjenguk Alvin dan dea memberikan perhatian yang lebih kepada Alvin dengan raut bahagia Alvin ada di samping dea, tak sedikit pun Alvin menanyakan ku.
Tak kuasa melihat ke dekatan mereka setelah itu aku dan bella berpamitan untuk pulang hanya kepada orang tua Alvin saja kita berpamitan pulang. Rasa nya sakit hati semua pengorbanan ku untuk Alvin tak ada apa – apa nya di banding dengan semua kebaikan dea kepada Alvin. Alvin tidak mengetahui bahwa aku lah yang telah menyumbang darah nya untuk dia.
Selama satu minggu Alvin di rawat di rumah sakit, selama satu minggu pun aku selalu menjenguk keadaan Alvin, tak henti setiap detik mendoakan Alvin. Sampai akhirnya Alvin bisa pulang ke rumah.
Setelah beberapa hari Alvin bisa sembuh, dan melanjutkan aktivitas nya seperti biasa.
Tepat nya bulan Agustus kita bersama – sama mengikuti testing untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, bella pun mengikuti test di Bandung karena kita akan melanjutkan di salah satu Universitas terkenal di Bandung. pada saat kuliah lah kita tak bersama – sama, Alvin satu fakultas dengan dea di ilmu teknologi informatika sedangkan aku fakultas hubungan luar negri, dan bella psikolog.

merasa senang bisa meninggal kan Alvin, karena dia bisa bersama Dea, aku berharap Dea bisa membingbing Alvin. Kedekatan Alvin dan Dea semakin tidak bisa di pisah kan kembali. Mereka saling dekat sampai akhir nya setelah beres kuliah nanti di S1 mereka akan bertunangan, waktu begitu tak terasa dari mulai SMA Alvin dan dea bersama saling mencintai, mereka kedua saling melengkapi akhir nya waktu yang di tunggu - tunggu Alvin dan Dea akan segera tiba, mereka akan segera bertunangan.
semenjak kuliah aku tidak sedekat dulu ketika di SMA bersama Alvin karena dea lah yang selalu ada buat Alvin, sampai akhir nya Alvin dan dea bertunangan seminggu lagi setelah selsai wisuda, pada saat itu pun aku di panggil dosen dimana aku kuliah, aku mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, salah satu impian ku untuk sekolah di Berlin tanpa berpikir lama aku mengambil program beasiswa itu, sekaligus untuk dengan mudah melupakan Alvin tak lupa support dari teman terdekat, orang tua pun aku dapat kan sampai akhir nya aku mengambil beasiswa itu, tapi hanya Alvin yang tidak tahu tentang rencana ke pergian ku ini, karena memang dari dulu Alvin tak pernah memberi perhatian pada ku.
sampai akhir nya waktu tunangan pun bersamaan dengan hari ke pergian ku ke Berlin, sebelum berangkat aku di temanin Bella ke pesta pertunangan nya Alvin dan Dea, raut wajah Alvin yang sangat bahagia terpancar, sedangkan rasa sakit hati, sedih aku harus berpisah dengan orang – orang terdekat ku, begitu pun meninggal kan Alvin sangat lah sedih. Aku pun memberi selamat kepada Alvin dan Dea raut bahagia dari mereka sangat lah bertolak belakang dengan apa yang aku rasakan, ketika memberi selamat kepada mereka tetesan air mata pun keluar, aku tak kuasa dengan semua ini.
Melihat orang yang aku sayangi bersama dengan perempuan lain, berharap aku lah yang menjadi Dea.
Setelah itu, hanya kotak kecil yang berisi puisi dan pesan singkat serta foto – foto kita dulu dari mulai SMA sampai kuliah aku kumpulkan untuk di berikan kepada Alvin, sebelum ke pergian itu pun aku menitip kan kotak kecil berisi sebuah puisi, pesan singkat, dan foto – foto untuk Alvin. Dalam pesan ini aku akan memberi tahu terhadap Alvin pesan ini yang berisi,
Alvin yang selalu ada buat aku, selama ini kita bersama tapi pada kali ini aku harus pergi ke luar negri untuk melanjutkan sekolah ku, Alvin maaf kan aku yang tak bisa berpamitan langsung terhadap kamu, aku tak kuasa apabila harus langsung meminta izin kapada mu, hari ini kamu pun bahagia dengan Dea, aku berharap kamu dan Dea dapat selama – lama nya bersama, Alvin aku pergi. Doa kan ku disana yah vin, semoga bisa sebahagia seperti aku di samping mu.
Lewat pesan itu aku berpamitan terhadap Alvin. .
Aku pun menuliskan puisi untuk Alvin, yang berisi
Di sebuah jalan yang tak tentu arah
Ku berjalan menyusuri masa kecil yang cerah
Bertemu sosok cahaya, yang semakin menerang, setiap hari yang kujalani,
Susah senangku, dia temani
Malaikat kecil yang selalu ada di sampingku
Kau pergi entah kemana
Menghilang tanpa jejak yang kau tinggalkan untukku
Sampai di waktu yang lain ku temukan mu kembali

Menjelma menjadi sosok yang tak ku kenali
Mengisi hari – hari baru ku kembali
Bersamamu adalah kepuasan bagiku
Namun bersama mu hanyalah mimpi bagiku

Secercak kertas putih telah tergores
Guratan tinta merah
Melukiskan hatiku yang tak tentu arah
Mengharapkan sesuatu yang takkan pernah tercapai

Kau lebih layak bersamanya
Biarkan lah harapan ku ini menjadi angan – angan semata

Angan – angan seorang gadis kecil belum mengerti kehidupan
Tak tahu apa – apa

Kau tak tahu seperti apa
Seperti apa isi hatiku yang nyata
Yang selalu menunggumu, untuk memeluk hatiku
Hati yang tulus ingin bersamamu.

Lewat pesan dan puisi ini lah, aku tumpah kan semu perasaan ku selama ini untuk Alvin, aku tak pernah berharap lebih dari Alvin, melihat kebahagian Alvin dengan dea, sudah cukup membuat ku tersenyum, walaupun aku tersenyum dengan menutupi hati ku yang terluka.
Bella lah orang yang memberi tahu bagaimana rasa sayang nya aku terhadap alvin, semenjak itu Alvin sadar bahwa aku lah orang yang selalu ada untuk dia, Alvin menyesal yang selalu menganggap ku bukan apa – apa, Alvin orang yang sangat merasakan ke hilangan ku, karena Alvin tak tahu tentang rencana ke pergian ku ini, semenjak itu Alvin sadar bahwa yang selalu ada buat dia adalah aku.
Di tengah perjalanan ku ke Berlin, pesawat yang aku tumpangi mengalami kecelakaan, keadaan pesawaat yang sangat hancur, aku berdoa kepada Allah dan pasrah dengan mati, hidup ku ini. Tak lama setelah kejadian itu, aku di larikan ke rumah sakit, semua keluarga ku, Alvin, Bella, bahkan Dea pun datang, aku tak kuat lagi untuk melanjutkan hidup ku, akhirnya Alvin datang ke ruangan dimana aku di rawat setelah Alvin datang, Alvin mencium kening ku dan memegang tangan ku dengan erat, lalu berkata maaaf kan Alvin, Alvin tak tahu sedalam itu rasa sayang kamu terhadap ku, hanya itu yang bisa aku dengar dan aku ingat, setelah itu di pelukan Alvin nyawa ku sudah tidak bisa tertolong lagi, aku meninggal membawa luka dan ketulusan cinta terhadap Alvin, sayang ku terhadap Alvin akan selalu abadi dan terkenang. Dan terkubur bersama ku cinta dan semua kenangan indah bersama dia, bahkan luka ku sepanjang ini aku bawa. Mungkin hanya lewat cerita ini aku jabarkan semua kisah hidup ku ini. Detik terakhir bersama Alvin pada saat di rumah sakit.
Hanya mimpi yang aku bawa sampai mati adalah, bisa bersama Alvin dan bisa memiliki Alvin itu hanya mimpi indah yang aku bawa sampai umur ku telah tiada.

The end

Komentar

Posting Komentar